Saturday, May 28, 2011

tunaganda

Peristilahan Anak Tunaganda
Istilah lain yang digunakan untuk menyebut anak tunaganda :
  Anak tunamajemuk
  anak cacat ganda
  anak cacat majemuk
  multiple handicaps
  multiple disabilities

 
Pengertian dan Karakteristik Anak Tunaganda
 Yang disebut anak tunaganda adalah anak yang memiliki kombinasi kelainan (baik dua jenis kelainan atau lebih) yang menyebabkan adanya masalah pendidikan yang serius ,sehingga dia tidak hanya dapat diatas dengan suatu program pendidikan khusus untuk satu kelainan saja, melaiankan harus didekati dengan variasi program pendidikan sesuai kelainan yang dimiliki.


Anak tunaganda biasanya menunjukkan fenomena-fenomena perlaku di antaranya :
1. Kurang komunikasi atau sama sekali tidak dapat berkomunikasi.
2. Perkembangan motorik dan fisiknya terlambat.
3. Seringkali menunjukkan perilaku yang aneh dan tidak bertujuan.
4. Kurang dalam keterampilan menolong diri sendiri.
5. Jarang berperilaku dan berinteraksi yang sifatnya konstruktif.
6. Kecenderungan lupa akan keterampilan keterampilan yang sudah dikuasai.
7. Memiliki masalah dalam mengeneralisasikan keterampilan keterampialan dari suatu situasi ke situasi lainnya.


  Klasifikasi anak Tunaganda
 Pada dasarnya ada beberapa kombinasi kelaianan, di antaranya:
1. Kelainan utamanya tunagrahita.
Gabungannya dapat tunagrahita atau tunanetra. Gabungan dengan tunanetrainilah yang dipandang paling berat cara menanganinya.
2. Kelainan utamanya tunarungu.
 Gabungannya dapat tunagrahita atau tunanetra. Gabungan dengan tunanetra inilah yang dipandang paling berat cara menanganinya.

3. kelainan utamanya tunanetra.
 Gabungannya dapat berwujud tunalaras, tunarungu, dan kelainan yang
4. Kelainanan utamanya tunadaksa.
 Gabungannya dapat berwujud tunagrahita, tunanetra, tunarungu, gayaemosi, dan kelainan lain.
5. Kelainan utamanya tunalaras.
 Gabungannya dapat berwujud austisme dan pendengaran.
6. Kombinasi kelainan lain.


  Penyebab Anak Tunaganda
 Anak tunaganda disebabkan oleh faktor yang variatif, yang dapat terjadi pada saat sebelum kelainan, saat kelahiran, dan atau setelah kelahiran.

1. Faktor Prenatal :
  ketidaknormalan kromosom komplikasi-komplikasi pada anak dalam kandungan ketidakcocokan Rh infeksi pada ibu, kekurangan gizi ibu yang sedang mengadung, serta terlalu banyak menkonsumsi obat dan alcohol.
2. Faktor Natal :
 Kelahiran prematur kekurangan oksigen pada saat
 keiahiran luka pada otak saat kelahiran.

3. Faktor natal :
  Kepala mengalami kecelakaan kendaraan ,jatuh ,dan
  mendapat pukulan atau siksaan ,

4. Nutrisi yang salah :
  Anak tidan dirawat dangan baik, keracunan makanan
  atau penyakit tertentu yang sama, sehingga dapat
  berpengaruh tehadap otak (meningitis atau encephalities).

Prevalensia Anak Tunaganda
mengingat belum ada defininsi yang dapat diterima secara umum tentang anak tunaganda, maka tidak ada gambaran yang akurat tentang prevalensi anak tunaganda. jika menggunakan analog di Amerika Serikat, maka jumlah anak tunaganda berkisar sekitar 0,05% sampai dengan 0,1% dari populasi usia sebaya. Berdasarkan asumsi bahwa jumlah anak tunaganda di Indonesia proporsinya sama dengan yang di Amerika Serikat, maka jumlah anak anak usia sekolah di Indonesia yang sekitar 60 juta orang, maka anak tunaganda Indonesia sekitar 99.000 anak sampai 110.000 anak.

  LAYANAN PENDIDIKANNNYA
 Pada masa lalu,tunaganda secara rutin dipisahkan dari sekolah regular,bahkan sekolah Khusus .Namun sejak tahun 80-an layanan pendidikan bagi anak tunaganda semakin mendapat perhatian di tengah-tengah masyarakat, dengan mendirikan sekolah-sekolah khusus. Demikian juga program-program pendidikan bagi anak
tunaganda semakin dikembangkan untuk anak usia sedini mungkin.setidak-tidaknya program pendidikan lebih diorientasikan untuk meninmgkatkan kemandirian anak.untuk menjaga efekvitas program pendidikan,maka program seharusnya mengakes empat bidang utama, yaitu bidang domestik, rekreasional, ,kemasyarakatan, dan vokasional.Hasil asesmen ini mungkinkan dapat membantu dalam merumuskan tujuan yang lebih fungsional.Sementara itu dengan pengajaran seharusnya mencakup,di antaranya:ekspresi pilihan, komunikasi,pengembangan keterampilan fungsional,dan latihan keterampilan sosial sesuai dengan usianya,menyadari akan kondisi obyektif anak anak tunaganda,maka pendekatan multidipliner adalah penting.Oleh karena itu orang-orang yang sesuai dalam mengatasi anak tunaganda,seperti terapis bicara dan bahasa,terapis
bicara dan bahasa,terapi fisik dan okupasional seharusnya bekerjasama dengan guru-guru kelas,guru-guru khusus dan orangtua,karena perlajuan yg lebih cocok untuk mengatasi anak-anak tunaganda berkenaan dengan masalah ketererampilan adalah memberikan layanan yang terbaik daripada yang diberikan ditempat terapi yang terpisah.Untuk dapat menjamin kemandirian menjamin kemandirian anak tunaganda dalam proses pembelajaran perlu didukung dengan penataan kelas yang sesuai,alat bantu dalam meningkatan keterampilan fungsionalnya.
Integrasi dengan anak seusia merupakan komponen lainnya yg penting.menghadirin sekolah regular dan berpartisipasi dalam kegiatan yg sama dengan anak-anak normal adalah penting untuk pengembangkan keterampilan sosial dan persahabatan,di samping dapat mendorong adanya perubahan sikap yg lebih positif.

Tempat pendidikan Anak Tunaganda

1. SLB /G kota Bandung.
2. SDLB N Temanggung.
3. SLB C/G YBS karanganyar, jawa Tengah
4. SLBN Bantul Dearah lstimewa Yogyakarta.
5. SLB G Daya Ananda kalasan, Sleman.
6. SLB G karya Mulia Wonokromo. Surabaya
7. SLB/G PGRI Dlanggu,
8. SLB – 2 Pembina Tingkat Prop. Kalimantan Tengah
9. SLB YPAC Cabang Manado, Sulawesi Utara
10. SDLB Minassate, Pangkep, Sulawesi selatan
11. SLB /G Rawinala, Jakarta.


Bermula dari seorang Ibu yang mendapatkan anak perempuan penyandang
cacat ganda, muncul gagasan dari Ibu tersebut yang disampaikannya
kepada teman satu lembaganya yang sbelumnya telah berkecimpung di
lembaga sosial (LRPM). Gagasan untuk mendirikan panti tersebut juga
didasarkan kenyataan bahwa belum ada panti atau yayasan yang menangani
anak-anak penyandang cacat ganda pada saat itu (Nov 1974). Maka
bertepatan dengan peringatan seribu hari wafatnya Ibu S.Z Goenawan
pada Maret 1975 (pendiri & pemimpin pertama LRPM, serta yang
mewakafkan rumahnya untuk WTG) dilaksanakan upacara peresmian WTG.

WTG merupakan panti perawatan pertama di Indonesia yang khusus
melayani penanganan anak-anak penyandang cacat ganda (cacat fisik dan
cacat mental) dengan tidak memandang latar belakang agama dan budaya
mereka. WTG menampung, merawat, memelihara, serta mengusahakan
rehabilitasi bagi anak-anak penyandang cacat ganda. Sejak berdirinya,
WTG telah merawat anak penyandang cacat ganda sebanyak 91 orang (57
laki2 dan 34 perempuan) dengan keadaan 5.4% dapat dilanjutkan ke SLB
bagian G (untuk cacat ganda) di panti lain, 44% meninggal dunia, 16.3%
pindah karena diambil kembali oleh keluarganya, diadopsi, atau di
pindahkan ke panti perawatan lain untuk perkembangan lanjutan, dan
34.3% masih dirawat di WTG

Karena keterbatasan ruangan dan tenaga perawat, saat ini anak rawat
dipanti tersebut berjumlah 30 orang ( 16 laki2 dan 14 perempuan),
termuda adalah perempuan berusia 5 tahun (telah 3x operasi
hydrocepallus) dan tertua adalah laki-laki berusia 39 tahun. Mereka
berasal dari bermacam-macam suku bangsa dan agama, dan datang dari
berbagai daerah di Indonesia (mayoritas dari Jakarta). Kebanyakan dari
mereka adalah anak dari keluarga kurang mampu dan tidak sanggup untuk
merawat mereka. Ada yang sengaja ditelantarkan oleh orangtuanya.
Sebagian lagi setelah dititipkan, orangtuanya tak pernah lagi
menjenguk mereka. Ada pula yang ditemukan oleh orang lain yang
kemudian diantarkan ke WTG.

Setelah menjalani latihan dan seleksi jangka panjang (min.1th), anak
rawat di WTG dapat dikategorikan dalam kelompok:
1. Anak mampu didik, anak yang mampu menerima pendidikan lanjutan (13.8%)
2. Anak mampu latih, anak yang mampu menerima latihan dan kmungkinan
dapat di didik lebih lanjut (17.2%)
3. Anak mampu rawat, anak yang hanya dapat dirawat dan tidak mampu
menerima latihan (69%)


Berdasarkan informasi tersebut, maka kami menggugah kepedulian
detikers, mengajak detikers untuk dapat berbagi bersama, menyisihkan
sebagian rezeki detikers sebagai bentuk kepedulian terhadap sesama.

BENTUK BANTUAN

Kami menerima donasi dalam bentuk tunai dan barang. Untuk barang
berdasarkan informasi terbaru yang kami peroleh, bantuan yang paling
mereka butuhkan adalah :
1. Sembako
2. Makanan ringan
3. Perlengkapan mandi (sabun mandi, bedak, pasta gigi, sikat gigi
berbulu lembut)
4. Pakaian (kaos, celana pendek & celana trening panjang yang bukan
resleting)
5. Perlengkapan makan berbahan melamine non kimiawi berbahaya
6. Kebutuhan rumahtangga (sabun cuci, pembersih lantai dll)
7. Obat-obatan generik (minyak kayu putih, salep dll).

Cacat merupakan kelainan pada organ tubuh makhluk hidup yang seharusnya tidak dimiliki oleh suatu organ tersebut. Program Kebijakan Pemerintah bagi Penyandang Cacat cenderung berbasis belas kasihan (charity), sehingga kurang memberdayakan penyandang cacat untuk terlibat dalam berbagai masalah. Kurangnya sosialisasi peraturan per-undang undangan tentang penyandang cacat menyebabkan perlakuan stakeholder unsur pemerintah dan swasta yang kurang peduli.

Daftar isi

[sunting] Jenis-jenis cacat

Nama Tipe
Nama
A
B
C
D
tuna daksa - tidak memiliki tangan dan/atau kaki
E
F
G

Liputan6.com, Yogyakarta: Dalam doa pagi, para siswa Sekolah Luar Biasa (SLB) Ganda Helen Keller Indonesia di Yogyakarta memohon kepada yang Kuasa agar mendapat berkat dalam menjalani hari. Setelah itu mereka sibuk dengan kegiatan masing-masing di kelas. Ada yang belajar mengetik, menulis, atau latihan psikomotorik. Itulah aktivitas sehari-hari di sekolah ini ketika SCTV mengunjungi sekolah tersebut, baru-baru ini.

Sejak 1938 silam, para biarawati putri Maria Yosef membina mereka yang lemah, miskin, serta tersingkir, terutama pendidikan penyandang cacat. Kini di Yogyakarta, mereka berkarya bagi para penyandang tuna ganda. "Kita ingin memanusiakan manusia itu," kata Wahyu Triningsih, Kepala Yayasan Dena Upakara.

Memang tak mudah menanganinya. Dibutuhkan kesabaran khusus melatih dalam keterbatasan mereka. Apalagi, sebagian dari mereka terlambat disekolahkan. Meski begitu, keterbatasan bukan halangan untuk memperbaiki nasib para penyandang cacat. "Kemampuan mereka lebih besar dari manusia normal," ucap Yovita Pratiwi, Wakil Kepsek SLB/G Helen Keller Yogyakarta.

Bahkan para suster yang didampingi sejumlah guru di SLB Helen Keller juga memberikan bekal untuk masa depan mereka, seperti  membuat telur asin. Tujuannya, agar mereka dapat berkarya di masyarakat setelah lulus nanti. Apapun kondisinya, Tuhan telah memberi talenta kepada mereka yang harus dikembangkan dan diberi kesempatan.(BOG)

TUNAGANDA HIDUP BAGAI ALIRAN AIR

Teman, dapatkah anda membayangkan pergaulan remaja tunaganda? Mereka memang tak kenal dengan rokok, gitar, atau gemerlapnya kehidupan malam di diskotik dan bar seperti kehidupan remaja di luar mereka. Tetapi, tahukah anda bahwa mereka juga membutuhkan perhatian seperti sebayanya yang merokok di diskotik itu?


Di Pusat Pendidikan Cacat Ganda (PPCG) Rawinala Jakarta Timur, sekitar 60 orang tunaganda belajar dan bergaul dengan sesamanya. Meski kondisi mereka berbeda satu sama lain, tapi mereka memiliki persamaan kecacatan pada penglihatan. Karena itulah, maka Direktur PPCG Sigid Widodo menamai mereka "gandanetra". Tunaganda di lembaga tersebut terdiri dari tunanetra-rungu, tunanetra-grahita dan tunanetra-daksa.


Menurut Sigid, remaja tunaganda mempunyai kebutuhan yang sama dengan remaja lain dalam perkembangan psikososialnya. Mereka perlu teman, kasih sayang, penghargaan dan sebagainya. Perbedaan hanya terdapat pada cara mengungkapkan kebutuhan itu dan kemampuan masyarakat untuk memahaminya.


"Ketika kita menyentuh atau menyapanya, tunaganda bereaksi, lho!" jelas Sigid. Reaksi ini tampak pada perubahan mimik wajah, gerak-gerik, tangisan atau suara-suara lain yang keluar dari mulutnya.
Dalam hal kebutuhan seksual, konsep senggama luput dari benak remaja tunaganda. Mereka hanya punya konsep melayani diri sendiri atau onani. Tanpa pengarahan, mereka akan melakukannya di sembarang tempat dan waktu.
"Perkembangan umur dan kebutuhan fisik tunaganda sama dengan yang lain, hanya cara menikmatinya yang beda," kata Sigid. Menurutnya, cara mereka menikmati sesuatu persis anak kecil. Seperti halnya anak kecil, mereka akan mengulangi terus hal-hal yang ia sukai.


Tentang cita-cita, tunaganda yang masih dapat berbicara biasanya akan menyebutkan keinginan yang sama dengan orang lain, misalnya menjadi dokter. Sayang sekali, perencaan masa depan juga luput dari kemampuannya. "Yah, hidup mereka mengalir saja," ujar Sigid.
Oleh : Sigid Widodo – Direktur

WISMA TUNA GANDA PALSIGUNUNG

Sejak unit ini didirikan oleh Badan Pembina Koordinasi Kegiatan Sosial (BPKKS) dan Lembaga Rumah Piatu Muslimin pada tahun 2 Maret 1975 telah berhasil melaksanakan program kerja dengan baik. Pada tanggal 1 Mei 1985 pengelolaan Wisma Tuna Ganda (WTG) Palsigunung diserahkan sepenuhnya kepada Lembaga Rumah Piatu Muslimin (LRPM).

Sejak berdiri hingga sekarang WTG PALSIGUNUNG telah merawat anak penyandang cacat sebanyak 91 orang ( 57 laki-laki dan 34 perempuan ). Setelah menjalani latihan dan perawatan minimal satu tahun, anak rawat dapat dikatagorikan dalam 4 (empat) kelompok yaitu:
  1. Anak Mampu Didik  sebanyak 13,8%
  2. Anak Mampu Latih  sebanyak  17,2%
  3. Anak Mampu Rawat sebanyak  69%
Pada saat ini jumlah anak yang dirawat ada 30 anak dan 1 anak dipulangkan (34,3%). Anak lainnya 5,4%  dipindahkan ke SLB (untuk melanjutkan pendidikan) , 16,3% diadopsi dan dipindahkan ke panti perawatan lain, dan 44% meninggal.

Selain Penyantunan Cacat Ganda, di lokasi tersebut juga dibuka Poliklinik Umum, Poliklinik Gigi, dan Poliklinik Kandungan.

Tuna ganda

September 4, 2009 by: yanti
Hari ini.. saya berkenalan dengan kesedihan yang lain….
Selama ini saya tahu… Aini menyandang Global Delay Development (Perkembangannya mengalami keterlambatan secara keseluruhan) kemudian.. bertambah dengan Autis.. dan hari ini… sebuah diagnosa, memberikan tambahan lain, Aini tergolong juga dalam  Anak yang mengalami keterlambatan mental dan intelektual…. (hmmm.mmmm.mmmm)
Saya melakukan obesrvasi yang berbuntut diagnosa ini adala… karena saya merasa sangat tidak nyaman dengan keseharian Aini di sekolah Al Marjan.. Bukan kesulitan keseharian tapi.. kesulitannya untuk bisa “klik” dengan kegiatan akademis
Ya sihhh…Betul.. memang.. saya sudah membuat beberapa kesepakatan dengan sekolah yang sebenarnya.. tidak akan mempersoalkan sama sekali… kebisaan Aini dalam bidang akademik…  Tapi.. saya sebagai orang tua tetap tak dapat menipu diri ini… mencoba.. tak mau ambil pusing dengan keseharian Aini di sekolah… dengan pengamatan yang mampu saya lakukan.. dan berdiskusi dengan guru pendamping maupun guru kelas, saya.. mencoba menganalisa detik demi detik.. jam demi jam dan hari-hari yang Aini lalui di sekolah. Sampai akhirnya… saya melihat.. ada masalah dalam dirinya.., Aini bereaksi menolak terhadap rutinitas pembelajaran… Ya..Aini punya kecenderungan menghindar dan tak mau  belajar dengan bantuan. Di sisi lain.. Aini, gemar sekali main belajar-belajar-an, membaca buku sekeras-kerasnya.. dengan isi bacaan berdasarkan imajinasinya sendiri (woong Aini belum bisa baca….)… dsbnya..  dirumah, atau dalam mobil..(yang ku terjemahkan sebagai… Ungkapan hatinya.. “Aku bisa kok.. Aku mampu membaca.. menulis seperti teman-teman yang lain”.)
Hari ini.. dengan saran seorang teman… (saya bersyukur.. selalu saja Allah kirimkan seseorang untuk membuka “jalan”) saya dianjurkan untuk meminta observasi di SD Pantara.. di kawasan Senopati Jakarta. Hasil test.. 2 point penting yang disampaikan oleh ibu Vivi selaku psikolog disana adalah :
1. walaupun Aini pada kenyataannya berusia 8 tahun 3 bulan, metalitasnya masih berada di usia 3 tahun 7 bulan.
2. Kemampuan IQ.. berkisar dalam range 35  hingga 55. Lebih dikenal dengan kata Tunagrahita
“Cekak Aos-e” Secara keseluruhan.. Aini menyandang Tuna ganda (memiliki lebih dari satu kekurangan)
Mendengarkan ibu Vivi berbicara…, airmata ini.. mengembang…. Tapi..mungkin karena saya selalu mengamati Aini dan aktif berinteraksi dengannya,  kondisi bahwa memang Aini berbeda, cukup banyak dapat saya rasa.. (walaupun jujur.. saya lebih sering mengibaskan pemikiran ini, dan terus terusan menghibur diri..  “menolak perasaan ini”) . Sakit dan airmata yang menetes lebih pada… “Ugh.. ternyata feeling ini tidak salah ya Allah”…
Sebentar… kembali hatiku berbisik… “So.. what… bagaimanapun Aini tetap anakku.., she’s need me.. ayoo pikirkan langkah masa depannya”. ( Ya Allah…. there’s  problem… again..  Please.. help me to stand by…. no matter what)
PENGERTIAN TUNA GANDA
·         Perpaduan dari beberapa ke-tunaan.
·         Masing-masing ketunaan mempunyai sebab dan akibat bagi kemampuan anak untuk belajar dan hidup secara normal.
·         Maka untuk dapat belajar dan dapat hidup normal, dalam memberikan pendidikan haruslah disediakan alat bantu pelajaran secara khusus.
MACAM-MACAM TUNA GANDA
§  *Tunanetra-tunawicara
§  *Tunanetra-tunarungu
§  *Tunanetra-tunadaksa
§  *Tunanetra-tunagrahita
§  *Tunanetra-tunalaras
§  *Tunanetra-kesulitan belajar khusus
Bagaimana Ciri Khas Tunaganda
·         Memiliki ketunaan lebih dari satu jenis. Misal: tuna netra dan tunagrahita, tuna netra dan tunarungu-wicara, tunanetra dan tuna daksa dan tunagrahita dll.
·         Ketidak mampuan anakakan semakin parah atau semakin banya bila tidak cepat mandapatkan batuan. Hal ini disebabkan kegandaannya yang tidak cepat mendapatkan bantuan.
·         Sulit untuk mengadakan evaluasi karena keragaman kegandannya.
·         Membutuhkan instruksi atau pemberitahuan yang sangat terperinci
·         Tidak menyamaratakan pendidikan tuna ganda yang satu dengan yanglain walau mempunyai kegandaan yang sama.
TUNANETRA DAN TUNARUNGU WICARA
§  Anak yang kehilangan daya lihat dan daya dengarnya, membutuhkan metode komunikasi khusus
§  Keterlambatan dalam perkembangan bicaranya dan berbahasanya, butuh bantuan seorang ahli speech terapi.
APA KESULITAN DALAM MENDIDIK TUNAGANDA
·         Anak tunaganda sulit memahami apa yang dikatakan oleh pendidik.
·         Tenaga pendidik membutuhkan banyak alat bantu. Misalanya: gambar dan simbol-sombol.
·         Pendidik mengalami kesulitan dalam pengawasan anak tunaganda karena sifatnya yang maunya sendiri.
·         karena gaya belajarnya secara kontekstual, pendidik diharuskan memberi pengajaran secara mendetail. Misalnya: menunjukkan apa itu pisang, mulai dari bentuk, warna, pohon, daun, dan batang buah hingga cara bagaimana pemanfaatannya

PENGERTIAN TUNA GANDA
Sering kali kita mendengar istilah tuna ganda. tuna ganda sendiri berarti : Perpaduan dari beberapa ke-tunaan. Masing-masing ketunaan mempunyai sebab dan akibat bagi kemampuan anak untuk belajar dan hidup secara normal.
MACAM-MACAM TUNA GANDA
  • Tunanetra-tunawicara
  • Tunanetra-tunarungu
  • Tunanetra-tunadaksa
  • Tunanetra-tunagrahita
  • Tunanetra-tunalaras
  • Tunanetra-kesulitan belajar khusus
Ciri Khas Tunaganda
  • Memiliki ketunaan lebih dari satu jenis. Misal: tuna netra dan tunagrahita, tuna netra dan tunarungu-wicara, tunanetra dan tuna daksa dan tunagrahita dll.
  • Ketidak mampuan anak akan semakin parah atau semakin banyak bila tidak cepat mandapatkan batuan. Hal ini disebabkan kegandaannya yang tidak cepat mendapatkan bantuan.
  • Sulit untuk mengadakan evaluasi karena keragaman kegandannya.
  • Membutuhkan instruksi atau pemberitahuan yang sangat terperinci
  • Tidak menyamaratakan pendidikan tuna ganda yang satu dengan yang lain walau mempunyai kegandaan yang sama.
TUNANETRA DAN TUNARUNGU WICARA
  • Anak yang kehilangan daya lihat dan daya dengarnya, membutuhkan metode komunikasi khusus
  • Keterlambatan dalam perkembangan bicaranya dan berbahasanya, butuh bantuan seorang ahli speech terapi. KESULITAN DALAM MENDIDIK TUNAGANDA
  • Anak tunaganda sulit memahami apa yang dikatakan oleh pendidik.
  • Tenaga pendidik membutuhkan banyak alat bantu. Misalanya: gambar dan simbol-sombol.
  • Pendidik mengalami kesulitan dalam pengawasan anak tunaganda karena sifatnya yang maunya sendiri.
  • karena gaya belajarnya secara kontekstual, pendidik diharuskan memberi pengajaran secara mendetail. Misalnya: menunjukkan apa itu jeruk, mulai dari bentuk, warna, pohon, daun, dan batang buah hingga cara bagaimana pemanfaatannya

Penyebab Anak Tunaganda

By sukaesih21
Anak tunaganda disebabkan oleh faktor yang variatif, yang dapat terjadi pada saat sebelum kelainan, saat kelahiran, dan atau setelah kelahiran.
1. Faktor Prenatal :
ketidaknormalan kromosom komplikasi-komplikasi pada anak dalam kandungan ketidakcocokan Rh infeksi pada ibu, kekurangan gizi ibu yang sedang mengadung, serta terlalu banyak menkonsumsi obat dan alcohol.
2. Faktor Natal :
Kelahiran prematur kekurangan oksigen pada saat
keiahiran luka pada otak saat kelahiran.
3. Faktor natal :
Kepala mengalami kecelakaan kendaraan ,jatuh ,dan
mendapat pukulan atau siksaan ,
4. Nutrisi yang salah :
Anak tidan dirawat dangan baik, keracunan makanan
atau penyakit tertentu yang sama, sehingga dapat
berpengaruh tehadap otak (meningitis atau encephalities).

PSIKOLOGI ANAK LUAR BIASA

I. MENGENAL ANAK LUAR BIASA
A. Pengertian Anak Luar Biasa
Anak luar biasa masih merupakan istilah yang dipergunakan sampai saat ini, meskipun secara perundangang dan wacana yang berkembang dewasa ini peristilahan tersebut nampaknya perlu ditinjau kembali.
Di dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) yang terbaru, peristilahan Pendidikan Luar Biasa telah diganti dengan Pendidikan Khusus. Ini mengandung konsekuensi terhadap penggunaan istilah baik kelembagaan maupun subyek peserta didik. Demikian pula halnya dengan wacana yang berkembang secara intenasional tentang peristilahan anak luar biasa, yang dewasa ini sering disebut dengan istilah special needs educational children atau anak dengan kebutuhan pendidikan khusus.
Anak luar biasa diartikan sebagai anak yang memiliki kelainan fisik, mental, emosi, sosial atau gabungan dari kelainan tersebut yang sifatnya sedemikian rupa sehingga memerlukan layanan pendidikan secara khusus.

B. Jenis Anak Luar Biasa
Jenis anak luar biasa yang ada di Indonesia terdiri dari :
1. Anak Tuna Netra (bagian A)
2. Anak Tuna Rungu (bagian B)
3. Anak Tuna Grahita (bagian C)
4. Anak Tuna Daksa (bagian D)
5. Anak Tuna Laras (bagian E)
6. Anak Berbakat (bagian F)
7. Anak Tuna Ganda (bagian G)
8. Anak Kelainan Autisme

C. Faktor Penyebab dan Waktu Terjadinya Keluarbiasaan
1. Faktor keturunan (hereditas)
- Bawaan dari turunan/orang tua
2. Faktor sebelum lahir (prenatal)
- Ketika dalam kandungan keracunan, kekurangan gizi, terkena infeksi.
- Waktu hamil ibunya penderita penyakit kronis, dan lain-lain
3. Faktor ketika lahir (natal)
- Persalinan yang lama sehingga kehabisan cairan
- Persalinan dibantu dengan alat (syaraf terganggu)
4. Faktor sesudah lahir (post natal)
- Karena sakit, kecelakaan atau karena salah obat

II. PSIKOLOGI ANAK LUAR BIASA KAITANNYA DENGAN PENJAS ADAPTIF.
Kebutuhan merupakan sesuatu yang dapat menimbulkan motivasi. Motivasi itu akan menimbulkan gerak dan usaha untuk memenuhi kebutuhan. Kebutuhan juga merupakan prasyarat yang harus dipenuhi apabila ingin menciptakan sesuatu yang ideal, maka tidak terlepas dari segi psikologi dan sosial.
Manusia yang ideal adalah manusia yang bisa mengembangkan potensi personal dan sosial sesuai dengan kapasitas yang tersedia dalam dirinya. Bagaimana membentuk manusia yang menyandang keluarbiasaan menjadi manusia yang ideal ?. Apa yang dibutuhkan oleh anak luar biasa sehingga ia menjadi manusia yang dapat berkembang secara optimal fotensi personal dan sosialnya ?
Apabila kita membicarakan masalah kebutuhan manusia pada umumnya maka akan terlihat bahwa manusia itu mempunyai kebutuhan dasar (basic needs) yang sama, tidak terkecuali apakah manusia itu tergolong normal atau yang mempunyai kelainan. Manusia memerlukan makan, minum, istirahat yang cukup dan udara yang segar untuk memenuhi kebutuhan fisiknya. Pemenuhan kebutuhan fisik harus diimbangi oleh kegiatan dan aktifitas gerak yang seimbang agar timbul kesegaran jasmani yang diharapkan, kesegaran jasmani akan mempengaruhi kesegaran rohani.
Kebutuhan fisiologis bagi anak luar biasa tentu saja sangat memerlukan bantuan orang lain dalam pemenuhannya. Bahkan bantuan orang lain bisa berlangsung sepanjang hidupnya sebagai akibat dari beratnya keluarbiasaan yang disandang anak. Keterampilan gerak sangat mendukung keberhasilan anak dalam mengusahakan pemenuhan kebutuhan fisiknya.
Penjas adaptif merupakan salah satu alternatif untuk membantu anak luar biasa mengoptimalkan kemampuannya di dalam gerak. Dalam penjas adaptif anak luar biasa tidak hanya belajar keterampilan motorik, lebih dari itu mereka belajar pengetahuan tentang berbagai macam aktifitas yang dapat memberikan kepuasan, mengembangkan sikap dan apresiasi terhadap berbagai aktifitas yang mereka ikuti. Mereka juga belajar bagaimana memanfaatkan waktu luang sebagai bentuk rekreasi yang dapat memberikan kesenangan baik secara fisiologis, psikologis dan sosial.

ANAK TUNANETRA DAN LAYANAN PENDIDIKANNYA

I. PENGERTIAN TUNANETRA
Tunanetra berasal dari kata tuna dan netra, yang masing-masing berarti rusak/tidak memiliki dan mata/penglihatan, jadi tunanetra berarti rusak penglihatan. Sedangkan pengertian tunanetra dilihat dari kacamata pendidikan : menurut Barraga N (1983:25) adalah “Individu yang mengalami gangguan fungsi penglihatan untuk mengikuti belajar dan mencapai prestasi secara maksimal”.

II. KLASIFIKASI ANAK TUNANETRA
A. Didasarkan pada usia.
1. Anak tunanetra pra sekolah, adalah anak tunanetra yang berusia kurang dari lima tahun.
2. Anak tunanetra usia sekolah, adalah anak tunanetra yang berusia enam sampai delapan belas tahun yang mengikuti pendidikan formal.
3. Para tunanetra yang berusia lima belas tahun atau lebih dan sudah tidak atau belum pernah mengikuti pendidikan formal.

B. Didasarkan pada saat terjadinya ketunanetraan
1. Mereka yang tunanetra pada saat prenatal atau sebelum berusia empat tahun. Bagi mereka, ingatan mengenai pengalaman visual yang mungkin ada akan hilang dalam waktu yang cepat.
2. Mereka yang menjadi tunanetra pada usia empat sampai enam tahun. Mereka akan tetap memiliki ingatan visual yang cukup berarti.
3. Mereka yang menjadi tunanetra pada usia antara tujuh sampai dengan usia dewasa awal. Mereka pada umumnya akan mengalami guncangan batin yang diwarnai oleh tahap perkembangan jiwa masing-masing.

C. Didasarkan pada tingkat ketunanetraan
1. Tunanetra golongan buta
a. Mereka yang sama sekali tidak memiliki atau hampir tidak memiliki persepsi visual.
b. Mereka yang hanya memiliki persepsi cahaya.
c. Mereka yang memiliki persepsi sumber cahaya. Mereka menggunakan tanda-tanda braile sebagai media baca dan pengajaran.

2. Tunanetra Golongan kurang lihat.
a. Mereka yang memiliki persepsi benda-benda ukuran besar (benda-benda berukuran 1 dm atau lebih besar). Mereka masih membutuhkan tanda-tanda braille sebagai media baca dan pengajaran.
b. Mereka yang memiliki persepsi benda-benda sedang (benda-benda berukuran 1 dm dan 2 cm). Diantara mereka ada yang membutuhkan tanda-tanda braile, dan ada yang menggunakan huruf dan tanda visual yang diperbesar.
c. Mereka yang memiliki persepsi benda-benda ukuran kecil (benda-benda berukuran 2 cm atau lebih kecil). Mereka pada umumnya dapat menggunakan huruf dan tanda visual sebagai media baca dan pengajaran.

III. FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA KETUNANETRAAN
1. Faktor Keturunan
2. Faktor sebelum lahir (Pranatal)
- Ketika dalam kandungan kekurangan gizi, terkena infeksi, keracunan.
- Waktu hamil, ibunya menderita penyakit kronis.
- Aborsi yang gagal.
3. Faktor ketika lahir (Natal)
- Kelahiran yang lama, kehabisan cairan
- Kelahiran dibantu alat mengenai syaraf

4. Faktor sesudah lahir (Posnatal)
- Karena sakit
- Karena salah obat
- Karena kecelakaan

IV. KARAKTERISTIK ANAK TUNA NETRA
1. Secara fisik
- Jalan tegak
- Tangan selalu di depan
- Berjalan tersendat
2. Ciri khas dalam intelegensi
- Intelegensi anak tunanetra sama dengan anak nomal pada umumnya. Ada yang cerdas, ada yang rata-rata, ada yang rendah.
3. Ciri khas dalam soal
- Menutup diri
- Egois
- Mengenal orang lewat suara/rabaan
- Antisipasi terhadap orang yang pernah mengecewakannya


ANAK TUNAGRAHITA DAN KARAKTERISTIKNYA

A. PENDAHULUAN
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mendengar istilah anak “bego”, atau kata yang lebih kasar lagi “anak gila”. Itulah sebutan atau predikat untuk anak tunagrahita. Bahkan ada yang mengatakan anak cacat (tuna) adalah sebagai kutukan, pembawa sial, karena perbuatan tidak senonoh orang tuanya. Sehingga setiap orang tua yang mempunyai anak cacat (tuna) merasa malu dan menyembunyikan anak tersebut.
Dan ada pula yang berpendapat, bahwa anak cacat adalah anak yang membawa hoki, membawa keberuntungan. Itulah kenyataan yang terjadi di masyarakat.

B. PENGERTIAN ANAK TUNAGRAHITA
Istilah untuk anak tunagrahita bervariasi, dalam bahasa Indonesia dikenal dengan nama : lemah pikiran, terbelakang mental, cacat grahita dan tunagrahita.
Dalam bahasa Inggris dikenal dengan nama Mentally Handicaped, Mentally Retardid. Anak tunagrahita adalah bagian dari anak luar biasa. Anak luar biasa yaitu anak yang mempunyai kekurangan, keterbatasan dari anak normal. Sedemikian rupa dari segi: fisik, intelektual, sosial, emosi dan atau gabungan dari hal-hal tadi, sehingga mereka membutuhkan layanan pendidikan khusus untuk mengembangkan potensinya secara optimal.
Jadi anak tunagrahita adalah anak yang mempunyai kekurangan atau keterbatasan dari segi mental intelektualnya, dibawah rata-rata normal, sehingga mengalami kesulitan dalam tugas-tugas akademik, komunikasi, maupun sosial, dan karena memerlukan layanan pendidikan khusus.

C. KLASIFIKASI ANAK TUNAGRAHITA
Potensi dan kemampuan setiap anak berbeda-beda demikian juga dengan anak tunagrahita, maka untuk kepentingan pendidikannya, pengelompokkan anak tunagrahita sangat diperlukan. Pengelompokkan itu berdasarkan berat ringannya ketunaan, atas dasar itu anak tungrahita dapat dikelompokkan.
1. Tunagrahita Ringan (Debil)
Anak tunagrahita ringan pada umumnya tampang atau kondisi fisiknya tidak berbeda dengan anak normal lainnya, mereka mempunyai IQ antara kisaran 50 s/d 70. Mereka juga termasuk kelompok mampu didik, mereka masih bisa dididik (diajarkan) membaca, menulis dan berhitung, anak tunagrahita ringan biasanya bisa menyelesaikan pendidikan setingkat kelas IV SD Umum.

2. Tunagrahita Sedang atau Imbesil
Anak tunagrahita sedang termasuk kelompok latih. Tampang atau kondisi fisiknya sudah dapat terlihat, tetapi ada sebagian anak tunagrahita yang mempunyai fisik normal. Kelompok ini mempunyai IQ antara 30 s/d 50. Mereka biasanya menyelesaikan pendidikan setingkat ke;las II SD Umum.

3. Tunagrahita Berat atau Idiot
Kelompok ini termasuk yang sangat rendah intelegensinya tidak mampu menerima pendidikan secara akademis. Anak tunagrahita berat termasuk kelompok mampu rawat, IQ mereka rata-rata 30 kebawah. Dalam kegiatan sehari-hari mereka membutuhkan bantuan orang lain.

D. SEBAB-SEBAB KETUNAAN
Menurut penyelidikan para ahli (tunagrahita) dapat terjadi :
1. Prenatal (sebelum lahir)
Yaitu terjadi pada waktu bayi masih ada dalam kandungan, penyebabnya seperti : campak, diabetes, cacar, virus tokso, juga ibu hamil yang kekurangan gizi, pemakai obat-obatan (naza) dan juga perokok berat.

2. Natal (waktu lahir)
Proses melahirkan yang sudah, terlalu lama, dapat mengakibatkan kekurangan oksigen pada bayi, juga tulang panggul ibu yang terlalu kecil. Dapat menyebabkan otak terjepit dan menimbulkan pendarahan pada otak (anoxia), juga proses melahirkan yang menggunakan alat bantu (penjepit, tang).

3. Pos Natal (sesudah lahir)
Pertumbuhan bayi yang kurang baik seperti gizi buruk, busung lapar, demam tinggi yang disertai kejang-kejang, kecelakaan, radang selaput otak (meningitis) dapat menyebabkan seorang anak menjadi ketunaan (tunagrahita).

E. KARAKTERISTIK ANAK TUNAGRAHITA
Karakteristik atau ciri-ciri anak tunagrahita dapat dilihat dari segi :
1. Fisik (Penampilan)
- Hampir sama dengan anak normal
- Kematangan motorik lambat
- Koordinasi gerak kurang
- Anak tunagrahita berat dapat kelihatan

2. Intelektual
- Sulit mempelajari hal-hal akademik
- Anak tunagrahita ringan, kemampuan belajarnya paling tinggi setaraf anak normal usia 12 tahun dengan IQ antara 50 – 70.
- Anak tunagrahita sedang kemampuan belajarnya paling tinggi setaraf anak normal usia 7, 8 tahun IQ antara 30 – 50
- Anak tunagrahita berat kemampuan belajarnya setaraf anak normal usia 3 – 4 tahun, dengan IQ 30 ke bawah.

3. Sosial dan Emosi
- Bergaul dengan anak yang lebih muda.
- Suka menyendiri
- Mudah dipengaruhi
- Kurang dinamis
- Kurang pertimbangan/kontrol diri
- Kurang konsentrasi
- Mudah dipengaruhi
- Tidak dapat memimpin dirinya maupun orang lain.

F. PENDIDIKAN ANAK TUNAGRAHITA
Berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945 pasal 31 bahwa setiap warga negara berhak untuk mendapatkan pengajaran. Demikian halnya dengan anak tunagrahita berhak untuk mendapatkan pendidikan. Sekolah-sekolah untuk melayani pendidikan anak luarbiasa (tunagrahita) yaitu Sekolah Luar Biasa (SLB) atau sekolah berkebutuhan khusus.
Sekolah untuk anak luar biasa terdiri dari :
1. SLB – A untuk anak Tunanetra
2. SLB – B untuk anak Tunarungu
3. SLB – C untuk anak Tunagrahita
4. SLB – D untuk anak Tunadaksa
5. SLB – E untuk anak Tunalaras
6. SLB – F untuk anak Berbakat
7. SLB – G untuk anak cacat ganda

Sekolah Luar Biasa untuk anak tunagrahita dibedakan menjadi :
1. SLB – C untuk Tunagrahita ringan
2. SLB – C1 untuk Tunagrahita sedang

Untuk Tunagrahita berat biasanya berbentuk panti plus asramanya.

G. KURIKULUM
Dalam memberikan layanan pendidikan tidak terlepas dari yang namanya kurikulum. Kurikulum sebagai pedoman bagi sekolah. Kepala sekolah dan guru dalam melaksanakan tugasnya. Kurikulum untuk Sekolah Luar Biasa disesuaikan dengan jenis dan tingkat ketunaannya, mulai dari tingkat TKLB sampai dengan SMALB.
Kurikulum yang sekarang ini digunakan yaitu Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) 2004. Selain mempelajari mata pelajaran umum, ada juga mata pelajaran ke khususan, untuk anak tunagrahita yaitu mata pelajaran “Bina Diri” didalamnya mencakup :
- Kemampuan merawat diri
- Mengurus diri
- Menolong diri
- Komunikasi dan Sosialisasi

No comments:

Post a Comment